Minggu, 24 Mei 2009

kumpulan puisi dalam Bahasa Indonesia

Pengemis Tua

Semilir angin Kota Semarang
Membelai-belai rambutmu
Debur suaramu yang menderu
Mengalunkan nada tersendiri
Yang hanya kau mengerti

Kulitmu yang legam terbakar
Tersentuh oleh sang surya
Dibuai penuh keringat
Namun ... kau tetap tegar

Tak beranjak pergi
Memohon ...
Meminta ...
Memelas ...
Pada pengguna jalan itu

Senja yang menjemput
Membawa dirimu kembali
Bersama dengan mimpi-mimpi
Dalam peraduan abadi

(Dyah ayu)


AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

(Chairil Anwar-Maret 1943)


LEPAS

Kutantang kehidupan
seperti bajak laut yang berlayar ujung maut

kutangkalkan jubah kesombongan
disinggasana kehidupan

dan telah berjalan takdir
saat manusia bicara tentang kehidupan yang tersingkir

karena aku berfikir
kehidupanku bukan langkah mereka yang terencana
karna kehidupanku adalah singasana bagi mereka yang ternoda

aku hanya takut pada kemunafikan yang menidurkan kebenaran
kebenaran yang telah lama takut akan kehormatan

kehormatan yang kuanggap sebagai raja kehidupan
yang ternyata kini adalah sebuah kebodohan yang dulu kuagungkan

kumaki masa ini biar tak menjadi fenomena harga diri
biar nurani bisa kembali menjadi suara lantang
yang kan menjadi pemenang dalam hitungan waktu yang panjang

(Khalil Qibran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar